Bangsa Papua Harus Tetap Konsisten pada Rel Perjuangan Papua Merdeka hingga Self Determination

Posted by WWW.MOLENGEN.COM on Rabu, 16 November 2016

Pertemuan International Parliamentarians for West Papua (IPWP) di London (3/5/2016) yang menghasilkan Deklarasi Westminter. Deklarasi itu ditandatangani oleh 95 anggota IPWP di Gedung Parlemen London, isinya mendesak adanya pengawasan internasional untuk penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua. 
Tabloid-WANI -- Posisi saat ini kami Bangsa West Papua sangat jelas Bahwa, dari seluruh lapisan komponen Bangsa Papua kami brada di medan perang perjuangan politik kami Bangsa Papua sehingga, sangat tidak mungkin bagi kami untuk lari dari kenyataan perang politik kami ini. Kebenaran sejarah Sang Bintang Kejora punya kami, Bangsa Papua !!!. Suka tidak suka, senang tidak senang, mau atau tidak mau, dalam proses pengawalan agenda Politik cuci kami yaitu ''Papua Merdeka", saat ini kami tidak bisa bersikap ''munafik". Tadak dapat di pungkiri bahwa, isu pergerakan perjuangan politik kami rakyat bangsa Papua hampir setengah abat lebih ini tengah mendunia, namun kami rakyat bangsa Papua tidak bisa bangga dengan hal itu, karena kenyataan hari ini kami bukan berada dalam negara kami West Papua !!!. Saat ini kami masih berada pada medan perjuangan politik kami, dan secara garis besar, kami di perhadapkan dengan dua induk pokok masalah besar yaitu... Pertama, Kita rakyat bangsa Papua di perhadapkan dengan Proses GENOSIDA Secara Sistematis, Kedua, Kami di jajah oleh Kolonialisme Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan menggunakan sistem pemerintahannya atas kami bangsa Papua di wilayah Sorong sampai Merauke. Dari dua pokok masalah secara garis besar yang kami sebutkan diatas, tidak mengurangi rasa hormat kami seperti yang kita cium dan kita ketahui bersama, tentu Kolonialisme Indonesia punya berbagai macam jenis Kapitalismenya dalam sistem Pemerintahan dan Militerisme sebagai temboknya. Pemerintah Indonesia juga mempunya tuan yaitu, para Imperialis. Dan ini bukan menjadi masalah utama dalam perlawanan perjuangan akan politik kami Bangsa Papua terhadap musuh, tetapi yang menjadi permasalahan dalam pergerakan perjuangan politik kami Rakyat Bangsa Papua saat ini adalah ''Proses GENOSIDA terhadap Bangsa Papua yang sedang terjadi saat ini diatas tanah air kami sendiri (Papua). Lihat ini: (Genosida sedang Terjadi di Papua, Akses PBB dan Media Asing Dibatasi) Maka untuk mengakhiri proses GENOSIDA yang sedang terjadi dan semua tangisan cucuran dara serta air mata ini, KIAT TIDAK bisa SANTAI atau menaru harapan apapun kepada siapapun. Dan pergerakan perjuangan kita saat ini sudah benar, dengan isue kita ''Hak Menetukan Nasib Sendiri atau (Self Determinations) sebagai solusi demokratis dengan berdasarkan hak-hak demokratik kita sebagai bangsa Papua. Dan tujuannya akan merujuk pada ''Reverendum'' yang Legal sesuai dengan mekanisme dunia Internasional yang suda di akui dan berlaku dalam piagam Perseringkatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sehingga, dalam pergerakan perjuangan politik kita Bangsa Papua untuk menuju ke titik akhir, mulai saat ini, disetiap langkah dalam pergerakan perjuangan, kita melibatkan para Roh pendahulu bangsa Papua yang gugur dalam medan perjuangan politik Papua Merdeka. Kemudian yang berikut, saat ini juga kita sama-sama harus buang cara berpikir yang dangkal ! Lalu satukan pikiran pada tujuan, yaitu kita lepas dari NKRI dan fokus pada kerja dalam perkembangan dengan posisi dan kapasitas kita. Baik itu secara individu, kelompok atau organisa dengan fokus tujuannya tetap satu, yaitu "MEMISAHAKAN DIRI dari NKRI / Indonesia !! Kita rakyat bangsa Papua, sebagai umat manusia yang paling mulia seperti bangsa-bangsa lain di dunia ini, tentu kita menghargai dan menghormati kepada dunia internasional, terutama kepada tujuh (7) negara dari kawasan Pasifik yang telah memperkenalkan wadah (ULMWP) kepada dunia sebagai badan Representatif bangsa Papua dan mengangkat isu Pelanggaran HAM serta Hak Penentuan Nasib Sendiri (Self Determinations) bagi West Papua dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York Amerika Serikat belum lama ini. Dan hasil dari pada itu, akhirnya saat isu West Papua menjadi berita terseksi di dunia Internasional seperti yang kita saksikan dan ikuti dalam pemberitaan di media, bahwa sorotan berbagai kalangan dari beberapa negara dengan lantang dan berani bermunculan untuk soroti Indonesia tentang Pelangaran HAM berat di Papua dan isu Self Determinations yang merupakan keinginan para leluhur dan seluruh bangsa Papua. Nonton ini: (Full Video, Masalah Papua di PBB) Rakyat bangsa Papua patut beri apresiasi atas kemajuan perkembangan politik kita serta menghargai dan menghormatinya, karena hal ini merupakan suatu kemajuan yang luar biasa, karna itu semua adalah dampak dari pergerakan di dalam. Jadi kita harus tetap fokus pada kemajuan itu dan terus sama-sama kita mendorong supaya ke tingkat yang lebih jauh lagi untuk (Mengkhiri) !!! Biarpun dengan situasi ini kita perlu  bangga, senang, ketawa dan mungkin kita merasa hebat, hura-huru dan semacamnya. Tetapi ingat, kita tetap harus konsisten !!! Dalam situasi ini juga kami tidak bisa bersantai atau bersikap berharap dan menunggu. Tidak bisa seperti itu !!! Kami tidak bisa berharap dengan bergantun kepada siapaun dan pada apapun. Sekali lagi ingat ! kita belum mengakhiri perjuangan politik kita. Kita harus sadar bahwa, musuh'pun sedang beserta kita dalam 1x24 jam setiap saat, dimana pun kami berada dalam perjuangan. Baca ini: (Pandangan dan Penempatan dalam Dinamika Politik Papua Merdeka) Sekarang waktunya untuk kita bangsa Papua yang masih hidup, harus terus bergerak dalam memperjuangkan hak politik kita guna memperkencang arus gerak agar tujuan kita cepat tercapai. Kalau pergerakan kita melambat, maka tentunya sebelum target kita belum tercapai akan terkandas di tengah jalan dan selanjutnya akan terlihat kabur, dan pastinya siapapun bagi bangsa Papua tidak ingin hal itu terjadi. Saat ini tidak ada lagi yang tersembunyi diantara kita sesama orang Papua dari Sorong sampai Merauke, kita adalah Rakyat Bangsa Papua dengan territory negara kita saat ini adalah West Papua. Dan juga kami perlu ingat kembali bahwa, pandangan dan sebutan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap kita bangsa Papua adalah masih dianggap primitif, bodoh, belum bisa apa-apa, disebut monyet atau kera, diberi cap-cap konyol seperti, Gerakan Pengaco Keamanan (GPK), Orang Tak di Kenal (OTK), Oknum Tidak Bertanggungjawab (OTB), TPN/OPM di identikkan dengan separatis, makar, teroris dan cap'-cap konyol yang tidak logis lainnya. Jadi hal-hal konyal ini ditujukan kepada kita semua bangsa Papua. Yang dimaksud disini adalah kita sesama orang Papua dari Sorong sampai Merauke yang saat ini masih hidup dan bernafas, enta itu apapun kapasitas kami saat, biarpun, Gubernur, Bupati, DPR, Dokter, Mantri, Guru TNI/POLRI, Suster, Ibu Guru, PNS, Mahasiswa, Pelajar, Bapak / Ibu semua cap-cap konyol itu ditujukan kepada kita Orang Asli Papua (OAP) oleh pemerintah Indonesia melalui pengetahuan ajaran sistem pemerintahan kolonialismenya, dan itu berlaku untuk kita orang Papua, maka kalau kami di bunuh seperti binatang di atas tanah kita sendiri itu masuk akal, karena kita dianggap sebagai binatang buruan yang harus dubunuh untuk dimusnakan. Baca ini: (Tindakan Represif Berbasis Diskriminasi dan Rasis Terhadap Mahasiswa Papua di Yogyakarta) Jadi saat ini juga, apapun kapasitas kami hari ini selama bersama Kolonial Indonesia semua kita Orang Asli Papua atau (Bangsa Papua). Kita sesungguhnya adalah MAKAR, SEPARATIS TPN-PB / OPM ULMWP kita juga sama di identikan MONYET, TERORIS, PENGACO, PRIMITF. Hal-hal konyol ini disebutkan dan diberikan kepada kita rakyat bangsa Papua, oleh pemerintah Kolonial Indonesia dan tuannya Imperialisme, sehingga kita harus tetap fokus pada Rel perjuangan politik Bangsa Papua, yaitu menuju Hak Penentuan Nasib Sendiri sebagai solusi demokratis untuk bagi bangsa Papua. 


Blog, Updated at: 17.15.00

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog